Selasa, 14 Februari 2012

Struktur Baru Kepolisian Negara RI PDF Print E-mail
Thursday, 09 December 2010 17:45
Peraturan Presiden No. 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara RI yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pekan lalu, menetapkan struktur baru di lingkungan Kepolisian Negara RI.
Perpres No. 52 Tahun 2010, Mengatur organisasi Polri dari tingkat Pusat sampai tingkat daerah terdiri dari Markas Besar Polri, Polda, Kepolisian Resort (Polres) dan Kepolisian Sektor (Polsek). Perpres tidak menjelaskan alasan penghapusan Polwil dari struktur Polri yang lama.


Disebutkan, organisasi Mabes Polri terdiri dari unsur pimpinan yang dipegang oleh Kepala Kepolisian Negara RI dan Wakil Kapolri. Unsur berikutnya adalah pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok dan unsur pendukung.
Dalam perpres tersebut disebutkan, Polda merupakan pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi yang berada di bawah Kapolri. Sedangkan, Polres merupakan pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah kabupaten/kota yang berada di bawah Kapolda. Adapun Polsek merupakan pelakan tugas dan wewenang Polri di wilayah kecamatan yang berada di bawa Kapolres.
Perpres terdiri dari 62 pasal yang disertai lampiran tiga halaman yang berisi nama jabatan, kepangkatan dan eselon masing-masing jabatan di lingkungan Polri.
Lampiran tersebut memaparkan 43 jabatan mulai dari Kapolri berpangkat perwira tinggi bintang empat sampai dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) yang berpangkat perwira tinggi bintang dua dan bintang satu serta menyebutkan bisa sebagai Eselon IB atau Eselon IIA.

 

Kamis, 02 Februari 2012

Misi Internasional Polri

Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan bagaimana sejarah peran serta dalam Misi perdamaian Internasional dan sedikit tips untuk bisa ikut serta dalam Misi Internasional Polri bagi anggota Polri.
Hubungan kerjasama Internasional Polri dengan lembaga internasional dan kepolisian negara lain telah banyak melibatkan Polri dalam Misi Internasional, ada 2 klasifikasi dari misi Internasional itu, yaitu :
Misi Kemanusiaan
Tugas tugas yang dilakukan Polri dalam membantu kemanusiaan di luar negeri, seperti mengirimkan tenaga ahli di bidang Kedokteran Kepolisian/ identifikasi ke luar negeri, Team Disaster Victim Identification (DVI) Polri pernah dikirim ke Australia pada saat kebakaran besar di Melbourne, dan mendapat pujian karena berkat kerja keras team DVI berhasil mengidentifikasi korban kebakaran selama seminggu dari target 1 bulan.
Tugas kemanusiaan yang lain yaitu pemulangan TKI yang bermasalah di luar negeri, seperti contoh pemulangan 3000 lebih TKI bermasalah di Saudi Arabia menggunakan Kapal laut.
Juga tugas pengamanan dan pemulangan imigran ilegal dari negara Indonesia ke negara asal.
Misi Pemeliharaan Perdamaian
Keikutsertaan Polri dalam misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB, sesuai tujuan nasional Indonesia “untuk ikut memelihara perdamaian abadi dan ketertiban dunia” dimulai sejak tahun 1989 hingga sekarang.
Misi perdamaian PBB yang diikuti Polri terbagi menjadi 2 yaitu: Police Adviser (penasehat polisi) dan Formed Police Unit (satuan tugas polisi dalam misi yang bersenjata dalam ikatan pasukan)
Keikutsertaan Polri dalam Misi Perdamaian PBB
1989-1990 United Nations Transition Assistance Group in Namibia (UNTAG) 34 orang
1993 United Nations Operation in Mozambique (ONUMOZ) 25 orang
1992-1993 United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) 378 orang
1994-1995 United Nations Protection Force in Croatia (UNPROFOR) 15 orang
1996-2001 United Nations Mission in Bosnia Hercegovina (UNMIBH) 154 orang (3 Polwan)
1996-1998 United Nations Transitional Administration for Eastern Slovenia (UNTAES) 58 orang
2002 United Nations Mission in Afganistan (UNAMA) 1 orang
2007-2011 United Nations Mission in Sudan (UNMIS) 40 orang (2 polwan)
2011-skrg United Nations Mission in Southern Sudan (UNMISS) 6 orang (3 polwan)
2008-skrg United Nations African Mission in Darfur (UNAMID) 563 orang
2010-skrg United Nations stabilization Mission in Haiti (MINUSTAH) 10 orang (1 polwan)
Total jumlah Polri dalam misi perdamaian PBB : 1.284 orang dan hanya ada 9 polwan yang pernah ikut serta.
Beberapa persyaratan agar dapat mengikuti misi internasional bagi anggota Polri:
a. Penguasaan bahasa asing akan dilaksanakan test 2 kali, pertama oleh internal Polri, kedua oleh United Nations Assistance Team (UNSAT) yaitu team yang dikirim untuk melaksanakan test di negara – negara calon peserta misi PBB. (bisa dibandingkan dengan score 550 dalam Toefl test)
b. Penguasaan Komputer (words, powerpoint dan internet)
c. Test Mengemudi dilakukan oleh Polri dan UNSAT, waspadai left steering (mengemudi di sebelah kiri)
d. Test Menembak (khusus bagi misi bersenjata PBB)
e. Test Internal Polri seperti test Psikologi dan kesehatan, dan Kesemaptaan Jasmani (Khusus bagi pasukan).
f. Penguasaan Fungsi teknis Kepolisian adalah keharusan, dan mendapat nilai plus apabila mempunyai Special Expertise (Keahlian Khusus) seperti: Kedokteran Forensik, Search and rescue, Vip Protection, Anti-terrorism, Bom Squad.
Panggilan untuk seleksi personil untuk mengikuti misi internasional selalu disebar ke seluruh Polda dan Satker di Indonesia, pastikan agar tidak “ketinggalan informasi” dan dicantumkan sebagai calon dari daerah untuk menjalani test di pusat.
Kebetulan saya sendiri pernah mengikuti 2 missi perdamaian PBB yaitu UNMIBH (1997-1998) dan UNAMID (2008-2009), banyak sekali pengalaman yang didapat: bekerja sama dengan banyak polisi dari banyak negara di dunia, bekerja dalam daerah yang rawan konflik bersenjata, dan pengalaman ini adalah priceless, dan saya harapkan banyak rekan- rakan Polri lainnya untuk bisa ikut serta … ayooo….ayooo…









 diterbitkan oleh: reinhardjambi.wordpress.com/

Selasa, 04 Oktober 2011

Polisi Sebagai Pelindung Masyarakat,Penegak Hukun/Ataukah Mafia



Setelah pergantian pucuk pimpinan pada tubuh Polri dari Jenderal Polisi Da’i Bachtiar kepada Jenderal Polisi Sutanto, banyak gebrakan yang telah dimulai. Operasi polisi lebih diutamakan kepada pemberantasan narkoba dan perjudian. Niat memang baik, tapi apakah hal ini berjalan dengan baik? Apakah operasi terhadap pemberantasan narkoba bisa benar-benar sukses bukan merupakan sandiwara belaka? Ini memang pertanyaan besar bagi kita semua. Tentu kita berharap polisi mampu menjalankan perannya dengan baik sebagai penegak hukum dan pelindung masyarakat. Namun tidak jarang fakta berbicara lain. Kita melihat sendiri banyak oknum polisi yang menjadi becking untuk perjudian, narkoba, illegal logging, dll. Sudah jelas penyimpangan yang dilakukan oleh para oknum polisi ini menyebabkan mereka tidak mampu bertindak sebagai pelindung masyarakat.

Namun kita tidak bisa menyalahkan hal ini semua kepada polisi. Ada sebab ada pula akibat. Gaji mereka yang terlampau kecil jika dibandingkan dengan beban pekerjaan dan godaan yang begitu besar menyebabkan sebagian oknum ini bertindak menyimpang dari tujuan utama pekerjaan mereka. Pendapat pribadi gw jika ada oknum polisi yang melakukan penyimpangan tapi dalam jumlah yang kecil dan wajar, gw masih bisa mentolerir. Tapi perlu kita ingat, dengan merebaknya penyelidikan dari PPATK bahwa ada oknum anggota polisi yang memiliki rekening sampai 800 Milyar Rupiah, apakah ini wajar? Dimana logikanya, gaji mereka sebagai Perwira Tinggi Polri yang notabene tidak sampai Rp. 10.000.000,00 bisa mengumpulkan uang sebesar itu, tujuh turunan pun belum tentu habis. Berita utama koran-koran dipenuhi dengan investigasi mengenai rekening tidak wajar dari para anggota Polisi. Bisakah kita berharap kepada Jenderal Polisi Sutanto? Secara pribadi gw jawab tidak. Kita butuh polisi yang benar benar jujur. Seorang pembaharu yang berani dan jujur disertai integritas yang tinggi. Ingatkah anda ada anekdot mengenai polisi jujur. Ada 3 polisi jujur, polisi tidur, patung polisi dan Pak Hoegeng Iman Santoso. Gw langsung teringat dengan buku biografi Hoegeng Iman Santoso yang pernah gw baca, Polisi legendaris Republik Indonesia ini yang terkenal dengan kejujurannya. Bayangkan ketika dia pensiun dari kepolisian, beliau tidak mempunyai mobil. Berbeda sekali dengan potret polisi zaman sekarang. Keberaniannya untuk membongkar jaringan penyelundupan mobil mewah dengan salah satu pelakunya Robby Tjahyadi, yang ternyata melibatkan banyak pejabat, mulai dari oknum bea cukai, kejaksaan, kehakiman dan militer bahkan dari satuan kepolisian sendiri memang patut diacungi jempol. Tapi apa hasilnya? Ternyata ia sendiri harus dicopot dari jabatannya karena dinilai melangkah terlalu jauh.

Ada yang menarik dari biografi ini yang bisa kita liat dan pelajari bersama, mengutip dari perkataan Pak Hoegeng, “Orang yang hidup lurus, apakah mesti kurus dizaman ini? Saya tidak tahu. Apalagi pegawai negeri dan pejabat pemerintahan. Kita tidak tahu bagaimana orang hidup terus tapi jujur atau lurus terus!”





                                                                             dierbitkan:www.lsi.or.id/riset/39/kinerja-kepolisian

Kinerja Kepolisian

 Kinerja Kepolisian                                          

Di mata publik, kinerja polisi bervariasi, tergantung aspek dan dimensinya. Dalam pemberantasan perjudian, penangkapan teroris dan perlindungan terhadap aksi kriminalitas pencurian, pada umumnya masyarakat pada umumnya kinerja polisi dinilai masyarakat baik. Tapi ada juga yang dinilai buruk oleh umumnya warga, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan penanggulangan korupsi di tubuh polisi sendiri, pemerasan oleh oknum polisi dan tindakan ilegal minning dan penyelundupan.
(Survei september 2005)
Kinerja Polisi dalam sejumlah aspek di Mata Publik :




dierbitkan:www.lsi.or.id/riset/39/kinerja-kepolisian